Tujuh Mustika
Rabu, 02 Januari 2019
PETA SITUS TUJUH MUSTIKA
Kamis, 11 Januari 2018
Pemberitahuan 14 Desember 2017
Pemberitahuan
dari HK Buddhist
Education Foundation
Tanggal 14 Desember 2017
Belakangan
ini ada sekelompok umat awam yang mengaku sebagai murid Master Chin Kung,
memperoleh pujian, pengesahan, petunjuk dan bimbingan dari Master Chin Kung;
dengan alasan ini lalu menyelenggarakan upacara pelimpahan jasa dan upacara
ritual lainnya, nama kelompok ini adalah Diao Lu, mengumpulkan harta yang tidak
halal. Bahkan juga berpura-pura mengatasnamakan menyebarluaskan Buddha Dharma
dan budaya warisan leluhur, di seluruh wilayah Tiongkok, melakukan penggalangan
dana, merusak citra Dharma Sejati, merugikan reputasi Master Chin Kung.
Seperti
yang diketahui semua praktisi, sepanjang hayatnya Master Chin Kung melewati
berbagai kesusahan, namun tidak pernah meminta sumbangan uang sepeser pun, juga
tidak pernah meminta bantuan orang lain untuk mewakili beliau menggalang dana;
maka itu, mustahil pada usia lanjutnya melakukan hal sedemikian rupa! Semoga
semua kalangan dapat membedakan dengan jelas mana yang asli dan yang palsu,
jangan sampai terkecoh.
Lantas
bagaimana cara menanggapi sosok yang pernah mendapat pujian dari Master Chin
Kung? Mari kita simak kutipan ceramah beliau pada tahun 2016 :
“Hendaknya
mengamati dengan seksama, tidak sedikit para penceramah yang mengirim video
ceramahnya untuk diperlihatkan padaku; setelah menyaksikan video tersebut, saya
ikut bersukacita, kadang kala saya juga memberi sepatah dua patah kata pujian,
ini merupakan hal yang lumrah.
Di
kemudian hari ada orang yang bilang padaku bahwa si penceramah ini,
perbuatannya tidak serupa dengan apa yang diceramahkannya. Kalau sudah begini,
maka kalau bukan mengelabui orang banyak maka dia pasti sudah sesat. Bila
mengamatinya sudah menyimpang ke arah sesat, maka praktisi sekalian boleh
menentukan sikap : ceramahnya boleh didengar, tindakannya jangan ditiru.
Apa
yang diceramahkan orang lain sambil membawa-bawa namaku, juga janganlah
dipercaya sepenuhnya, oleh karena anda akan masuk perangkap, anda akan
dikelabui.
Saya
melontarkan pujian, hendaknya praktisi sekalian bertanya kembali, apa benar? Anda
boleh mengamatinya dengan seksama, apabila dia tidak mengamalkan “Trisarana
(berlindung pada Buddha, Dharma dan Sangha)” dan “Tiga Berkah Karma Suci”, maka
kita jangan mendengar ceramahnya lagi.
Apalagi
kalau menemukan tindakannya tidak sesuai dengan apa yang dia katakan, bagaimana
sikap anda menanggapinya? Insan yang benar-benar belajar Ajaran Buddha akan
menanggapinya dengan tidak melontarkan pujian lagi. Cobalah dengar dengan
seksama, tidak ada orang yang meneruskan memujinya lagi”.
Di
dalam Ajaran Buddha terdapat sebuah perumpamaan. Devadatta ketika baru
meninggalkan keduniawian, sangat serius melatih diri, sehingga dihormati baik
oleh anggota Sangha maupun umat berkeluarga.
Di
dalam Mahīsasaka-vinaya
tercantum, siswa utama Buddha Sakyamuni yang memiliki kebijaksanaan terunggul,
Y.A.Sariputra, pernah memuji Devadatta sebagai “Yang memiliki kemampuan gaib
besar! Yang memiliki kekuatan besar!”
Kemudian
ketika Devadatta meminta supaya Buddha Sakyamuni menyerahkan kepemimpinan
Sangha kepada dirinya, lalu berupaya membunuh Sang Buddha, maka baik anggota
Sangha maupun umat awam menghentikan sikap memuji maupun kagum padanya.
Devadatta pada akhirnya dikarenakan memecah belah Sangha, murid murtad, menjadi
sosok yang tersohor karena reputasi buruknya.
Dari
perumpamaan di atas dapat diketahui bahwa memperoleh pujian sesaat dan
pengakuan jangka panjang, tentunya memiliki perbedaan yang jauh. Apabila Master
Chin Kung telah menghentikan pujian, maka khalayak ramai mesti meningkatkan
kewaspadaan pada sosok tersebut; apabila orang itu masih juga memanfaatkan nama
Master Chin Kung dan pujian waktu silam untuk dijadikan alat propaganda, untuk
mendapatkan kepercayaan publik, memperoleh ketenaran dan keuntungan, maka ini
merupakan problema yang sangat berat!
Pada
jaman berakhirnya Dharma, insan yang sanggup melewati cobaan dalam melatih
diri, menghadapi cobaan dari perubahan jaman, memberi manfaat bagi diri sendiri
dan orang lain, dalam kehidupan keseharian, menerapkan ajaran insan suci dan
bijak dalam dalam berkarir dan berinteraksi, barulah disebut sebagai praktisi.
Semoga
praktisi sekalian, senantiasa mempelajari ajaran sutra berkesinambungan, setiap
saat melafal Amituofo, mengembangkan keyakinan benar dan pandangan benar,
menjauhi kepercayaan takhayul, pengetahuan sesat dan pandangan sesat.
Mengandalkan Dharma dan bukan mengandalkan orangnya, mengembangkan Mata Dharma Sejati, mengerahkan segenap
kemampuan, mendukung Saddharma (Dharma Sejati).
Menunaikan kewajiban menurut peranan masing-masing,
menjauhi kesesatan membangkitkan ketulusan, dengan pikiran suci melafal
Amituofo berkesinambungan, membangkitkan ketulusan melafal Amituofo, terlahir
ke Alam Sukhavati mencapai KeBuddhaan sebagai tugas penting yang paling utama,
segala hal lainnya dipandang sebagai mimpi, khayalan, gelembung air dan
bayangan, sama sekali tidak pantas ditaruh di hati; dalam hati hanya menaruh
sepatah Amituofo saja!
近來有一眾居士,自稱是淨空老法師弟子、得到老法師讚歎,經老法師蓋章印證、指導流程;並以此為由,進行超度等法事,餌名釣祿、收斂不義之財。更假借弘揚佛法、傳統文化之名,在全國範圍內四處募款化緣,破壞正法形象、損害老法師名譽。
眾所周知,老法師一生經歷眾多苦難艱辛,從未伸手向人要過一分錢,更不曾委託任何人代為募款化緣;因此,絕無可能晚年再去接觸此等事宜!希望大眾明辨真偽,不受欺騙。
如何理智地判斷老法師讚歎過的人?老法師二〇一六年就曾有明示——
「一定要細心觀察,有不少在講經,把錄像帶寄給我看;我看了很歡喜,有時候也讚歎幾句,這是正常的現象。以後有人告訴我,他所行的、所表現在外面的,跟他講的不一樣。這就是他沒有能夠得其中,不是偏了就是邪了。所以諸位要觀察到偏邪,然後就可以選擇:他講經可以聽,他的行為不可以取。
「一定要細心觀察,有不少在講經,把錄像帶寄給我看;我看了很歡喜,有時候也讚歎幾句,這是正常的現象。以後有人告訴我,他所行的、所表現在外面的,跟他講的不一樣。這就是他沒有能夠得其中,不是偏了就是邪了。所以諸位要觀察到偏邪,然後就可以選擇:他講經可以聽,他的行為不可以取。
別人講的,拿著我的名義,也不要完全相信,因為你會上當,你會受騙。我所讚歎的,大家都要打個問號在那裡,是不是真的?你可以細心去觀察,觀察覺得他沒有遵守三皈和淨業三福,我們就不要再聽他的了。發現他講的跟他所做的不一樣,你用什麼心態來對待?真正學佛的人,不再讚歎。你仔細聽,沒有人繼續再讚歎他」。
佛教中有一則公案。提婆達多初出家時,修學非常精進,得到了當時出家在家人的崇仰。《五分律·三》記載,佛陀座下智慧第一的舍利弗尊者曾讚歎提婆達多,說他「大神通!大威力!」然而,後來提婆達多初現向釋尊「索眾」「生恨」的罪行時,出家在家眾便已停止了對其讚歎仰慕的行為。提婆達多最終因為破僧、叛教,成為惡名昭彰的人物。
由此公案可知,得一時讚許和長期肯定認可,是截然不同的。如果老法師已經停止讚許,大眾就要引起警覺了;如果其人還不斷利用老法師以往的讚歎作為宣傳工具,以博取大眾信任、獲得名聞利養,那就是極大的問題了!
末法時期,能夠經受住修行的考驗、時代的考驗,正己化人、在生活、工作、處事待人接物中處處落實聖賢教誨的人,才是真修行人。普願大眾,常常薰習經教、時時執持名號,樹立正信正知正見,遠離迷信邪知邪見。依法不依人、漸具正法眼,隨緣盡力,護持正法。敦倫盡分、閑邪存誠、淨念相繼、老實念佛、往生成佛為第一要務,其他一切皆是夢幻泡影,絲毫不足以放在心上;心上只留一句阿彌陀佛!
香港佛陀教育協會 謹識
二〇一七年十二月十四日
Minggu, 31 Desember 2017
Pendidikan Hukum Karma 09
Pendidikan Hukum Karma Menyelamatkan Hati Manusia
Bagian 9
5. Sebab Akibat tidak kosong (benih karma
tidak rusak) :
Sutra menyebutkan :
“Meskipun melewati ratusan bahkan ribuan kalpa,
benih karma yang ditanam takkan musnah,
ketika benih karma bertemu dengan faktor pendukung,
buah akibatnya tetap diterima diri sendiri”.
Benih karma baik dan karma buruk yang kita perbuat
akan tertanam di dalam ladang kesadaran atau gudang kesadaran atau kesadaran
ke-8 atau Alaya-vijnana. Alaya-vijnana ibarat sebuah gudang yang besar, benih karma
yang tersimpan di sini selamanya takkan hilang, selamanya juga takkan berubah
kadarnya, masalah ini sungguh rumit! Ini adalah benih karma.
Tak peduli sudah melewati beratus-ratus bahkan
beribu-ribu kalpa lamanya, waktu yang begitu panjang sekali, namun begitu
bertemu dengan faktor pendukung, benih karma ini akan berbuah, buah akibat ini
pasti akan diterima oleh diri sendiri. Harus menanti hingga sudah berbuah,
barulah benih karma ini sirna. Karena itu, selama masih berada di enam alam
tumimbal lahir, anda takkan bisa lolos dari balasan karma. Maka itu hanya orang
sesat dan ceroboh barulah berani menciptakan karma, Bodhisattva yang
tercerahkan pasti takkan berani menciptakan karma.
Hukum Sebab Akibat takkan meleset sama sekali,
meskipun telah mencapai KeBuddhaan, masih tetap harus menanggung buah akibat
karma buruk. Buddha Sakyamuni ketika berusia lanjut, menderita sakit pinggang
yang parah, penyebabnya adalah pada masa kehidupan lampau, kalpa yang jauh
sekali, beliau adalah seorang Pegulat.
Oleh karena dikelabui lawannya sebanyak dua kali, dia
menyimpan dendam di dalam hati, ketika sedang bertanding, dia mematahkan tulang
pinggang lawannya hingga menemui ajal.
Karma buruk yang ganas ini, mengakibatkan dia
berusia pendek dan mati dini, setelah meninggal dunia jatuh ke Neraka menjalani
siksaan berat; setelah keluar dari Neraka beralih ke alam penderitaan lainnya
untuk menjalani sisa hukuman; usai itu bertumimbal lahir ke Alam Manusia, setiap
kelahirannya menderita sakit pinggang sebagai sisa hukumannya.
Bahkan setelah melewati kalpa yang lama dan jauh
sekali, sampai pada satu masa kehidupan dimana beliau telah mencapai
KeBuddhaan, sisa balasannya masih belum tuntas, masih menerima siksaan sakit
pinggang.
Buddha Sakyamuni masih menampilkan bentuk balasan
karma buruk lainnya, suatu hari kaki Sang Buddha menderita luka karena tertusuk
oleh serpihan kayu, ini juga merupakan sisa balasan dari masa kehidupan lampau
dimana beliau menggunakan tombak untuk menusuk dan melukai kaki orang lain.
Suatu kali pula Sang Buddha sedang menjalani masa varsa
(pali:vassa) selama tiga bulan lamanya dan kehabisan persedian pangan, sehingga
terpaksa mengkonsumsi makanan yang biasanya diberikan pada kuda.
Ini dikarenakan pada masa kehidupan lampau, ketika
Buddha Vipasyin membabarkan Dharma di dunia, dia menjadi pemimpin aliran luar,
oleh karena sirik melihat banyak orang memberi persembahan kepada Buddha
Vipasyin, sehingga menfitnah bahwa Buddha Vipasyin hanya pantas mengkonsumsi
makanan kuda. Sisa balasan atas Vaci-kamma (perbuatan yang dilakukan melalui
ucapan) ini, mengakibatkan Buddha Sakyamuni pada satu masa kehidupan ini harus
mengkonsumsi makanan kuda selama tiga bulan.
Raja Virudhaka dari Kerajaan Kosala, ketika menyerang Suku Sakya, Buddha Sakyamuni menghalanginya
sebanyak tiga kali, namun akhirnya juga tak berdaya menghindarkan pertumpahan
darah Suku Sakya. Saat itu Buddha Sakyamuni menderita sakit kepala selama tiga
hari, ini dikarenakan pada masa kehidupan lampau, beliau menggunakan tongkat untuk memukuli kepala seekor ikan besar sebanyak tiga kali.
Dari sini dapat dilihat bahwa
Sebab Akibat tidaklah semu, meskipun telah mencapai KeBuddhaan juga tidak dapat
menghindarinya. Lantas bagaimana pula dengan praktisi yang melatih Pintu Dharma
Tanah Suci yang terlahir ke Alam Sukhavati? Apakah setelah terlahir ke Tanah
Suci Sukhavati, hutang karma membunuh orang lain dianggap lunas begitu saja,
tak perlu bayar lagi? Hutang
uang di masa silam tidak perlu dilunasi lagi? Bukan begitu!
Dosa
berat boleh ringan balasannya, tetapi tidak mungkin tidak ada balasannya sama
sekali. Alam Sukhavati menyediakan lingkungan yang bagus buat kita melatih
diri, sehingga kita memiliki waktu yang panjangnya tanpa batas, dapat melatih
diri secara berkesinambungan sampai mencapai KeBuddhaan.
Buddha
Amitabha membiarkan kita untuk sementara waktu tidak perlu menanggung beban
hutang karma, tetapi tidak bilang kalau hutang karma kita sudah dihapus, ini
adalah tidak mungkin. Kelak setelah kita mencapai KeBuddhaan di Alam Sukhavati,
kemudian menuju ke penjuru alam lainnya menyelamatkan para makhluk, ketika karma
buruk yang kita perbuat pada masa silam itu masak, tetap harus menerima balasannya.
Hanya saja waktu itu anda telah mencapai KeBuddhaan, terhadap Hukum Sebab
Akibat telah memahaminya dengan jelas, sehingga hati jadi tak tergoyahkan,
bebas dan leluasa, takkan karena hal ini jadi merasa risau dan sengsara.
Maka
itu, praktisi yang melatih metode Tanah Suci mesti giat berusaha memutuskan
kejahatan menimbun kebajikan, janganlah menganggap ada Buddha Amitabha jadi
andalan kita, jadi berani melakukan kejahatan apa saja. Kalau anda tidak punya
pengendalian diri dan berbuat jahat semaunya, kelak harus menderita kerugian
besar!
Hukum
Sebab Akibat adalah kebenaran, merupakan fakta yang bergulir di dunia ini. Dan
kenyataan ini tidak berada di kejauhan, namun terjadi di sekitar kita. Orang
yang tidak percaya pada Sebab Akibat, tidak dapat melihat fenomena Sebab Akibat
yang sedang terjadi di sekeliling kita.
Setelah
dia yakin dan memahami Hukum Sebab Akibat, maka dia akan menemukan, benih sebab
dan buah akibat sedang terjadi di sekitar kita, di antara manusia, peristiwa
dan alam berserta isinya. Boleh dikatakan bahwa segala sesuatu tak terpisahkan
dari Sebab Akibat.
Dipetik dari Ceramah Master Chin Kung
Tanggal : 1 April 2016
Bertempat di : Hong Kong Airport AsiaWorld-Expo
Kode Artikel : 32-137-0001
因果教育挽救人心
(九)
五、因果不空(業果不壞):經上說:「假使百千劫,所作業不亡,因緣會遇時,果報還自受。」我們所造的善惡業習種子落在阿賴耶識田之中,阿賴耶像一個大倉庫,業種子藏在這裡面永遠不會失掉,永遠不會變質,這個事情很麻煩!這是因,業因。哪怕經過百千劫那麼長久的時間,一旦遇到適當的助緣,這些業因還是會結成果報,這個果報就決定你要受。必須等待結成果報了,這些業因才會消失。因此,只要還在六道輪迴當中,你就逃不出因果報應。所以迷惑糊塗的人才敢造業,覺悟的菩薩決定不敢造業。
因果報應絲毫不爽,即使成佛了還是必須承受惡業的果報。釋迦牟尼佛晚年時腰痛得很厲害,原因是久遠的過去生中,有一世他曾經是個摔跤選手,由於受到對手的兩次欺騙,所以懷恨在心,比賽的時候就把對手的腰脊折斷致死。這個猛烈的惡業讓他那一生短命早死,死後墮在地獄受極苦的果報;出了地獄之後,備嘗其他惡道痛苦的餘報;再投生為人時,生生世世都遭受腰痛的餘報。乃至經過久遠劫之後,到了成佛這一世,餘報還沒有盡,還產生腰痛的苦報。
佛陀還示現受其他的惡報,有一次佛陀的腳被木片刺傷了,那是他過去生中以矛刺傷別人的腳的餘報。
有一次佛陀三個月的結夏安居當中斷糧,只能吃餵馬用的飼料。那是因為過去生中在毘婆尸佛的時代做外道領袖,由於嫉妒毘婆尸佛受到眾人的供養,所以批評說佛只配吃馬吃的飼料。這個口業的餘報,造成釋迦牟尼佛這一生吃了三個月的馬糧。
憍薩羅國的琉璃王攻打釋迦族的時候,佛陀三次阻止,還是無法避免釋迦族的劫難。那時佛陀頭痛了三天,這是因為過去生中,他用棍子敲打一條大魚的頭三下的緣故。
由此可見因果不虛,即使成佛之後也不能避免。那麼修行淨土法門而往生極樂世界的人如何呢?是否往生淨土之後,以前殺人的就可以不用償命,以前欠債的就可以不用還錢了呢?不是的!重罪可以輕報,但是不可能不報。極樂世界是提供我們一個很好的修行環境,讓我們有無限長的時間,可以一直修行到成佛。阿彌陀佛讓我們暫時不用償還惡業,但是可沒說把我們的惡業都消掉,那是不可能的。將來我們在極樂世界成佛之後,到他方世界度眾生,過去所造的惡業成熟時,還是要承受惡業帶來的惡報。只是那個時候你已經成佛了,對於這些因果報應了然於心,所以內心是如如不動、解脫自在的,不會因此而感到憂苦。所以,修淨土的人也要努力斷惡修善,不要以為有極樂世界阿彌陀佛做依靠就有恃無恐,肆無忌憚。你如果放逸造業,以後是要吃大虧的!
因果法則是真理,是世間運行的事實真相。而這些事實真相不在遠方,就發生在我們的身邊。不相信因果的人,看不到身邊正在發生的因果現象。一旦他明白了因果法則之後,他就會發現,因果報應就發生在自己周邊的一切人事物當中。可以說,一切都不離開因果。
文摘恭錄 :
因果教育挽救人心—二O一六年清明祭祖法會談話 (共一集) 2016/4/1 香港機場亞洲博覽館 檔名:32-137-0001
Langganan:
Postingan (Atom)