Dimanakah bakti dan rasa hormat diwujudkan keluar? Diwujudkan dalam
mengamalkan sesuai dengan ajaran. Saya mengikuti Guru Li (Upasaka Li Bing-nan)
belajar Ajaran Buddha, hari pertama ketika kami bertatap muka, beliau memberiku
tiga persyaratan, apabila saya bersedia menerimanya barulah beliau mau menerimaku
jadi muridnya.
Syarat yang pertama, apa yang telah anda pelajari sebelumnya, saya tidak
mengakuinya, seluruhnya diabaikan saja, mulai hari ini hanya boleh mendengar
ceramahku, bimbinganku, ini adalah syarat pertama.
Syarat kedua, bahan bacaan yang belum mendapat persetujuan dari guru,
tak peduli itu adalah klasik kuno atau bahan bacaan modern, tidak boleh dibaca;
tanpa persetujuan guru, segala kegiatan ceramah dari para praktisi yang berkunjung
ke Taichung, tidak boleh ikut hadir dan mendengarnya, hanya boleh mendengar
ceramah dari Guru Li seorang saja, ini adalah syarat kedua.
Yang ketiga, masa belajar ada batasnya yakni selama lima tahun, apabila
setelah melewati kurun waktu lima tahun namun masih juga belum sanggup menaati
tiga persyaratan tersebut, maka silahkan cari guru lainnya saja.
Saya mempertimbangkannya lalu menerimanya, ini barulah namanya
menghormati guru dan menjunjung ajaran. Masa kini mau ke mana cari guru serupa
ini? Guru sejati harus ke mana mencari murid? Sudah tidak ada lagi, mungkin
diriku merupakan generasi yang paling terakhir. Andaikata sepanjang hayatku
menggunakan tiga persyaratan Guru Li untuk menerima murid, maka satupun takkan
berhasil dicari.
Maka itu kita harus memahami bahwa jaman sudah berubah, generasi demi
generasi kian merosot, etika, moral, Hukum Sebab Akibat, ajaran insan suci dan
bijak sudah tidak ada lagi. Hari ini siapa yang mengajar? Internet yang
mengajar, televisi yang mengajar.
Materi di dalam internet dan siaran televisi, praktisi sekalian pasti
lebih jelas daripada diriku. Saya tidak menyaksikan siaran televisi dan media
lainnya sudah 50 tahun lamanya, saya tidak mempunyai telepon genggam, maka itu
terpisah jauh dengan segala media, surat kabar juga tidak dibaca, hatipun jadi jernih
dan suci, hati yang suci menumbuhkan kebijaksanaan, banyak permasalahan yang
dapat terlihat, kadang kala juga menemukan solusi pemecahannya.
Kutipan
Ceramah Master Chin Kung 16 Oktober 2017
孝敬表現在哪裡?表現在依教奉行。我跟李老師學佛,第一天見面就約法三章,我能接受他就收我做學生,不能接受就另請高明。第一個條件,你過去所學的我不承認,統統作廢,從今天起聽我講經、聽我教誨,頭一個條件。第二個條件,老師沒有許可的文字,不論是古籍是現在東西,不能看;老師沒有准許,外面有專家學者到台中來講演教學的活動,不准去聽,只能聽他一個人的,這是第二個條件。第三個條件有期限的,期限是五年,五年當中不能完全遵守,你就另請高明。我想了一想接受了,這才叫真正的尊師重道。現在到哪裡找這個老師?真正的老師到哪裡找這個學生?沒有了,我大概是最後的一代。我這一生要用李老師這個條件收學生,一個也收不到。
所以我們要了解,時代變了,一代不如一代,倫理、道德、因果、聖賢教育沒有了。今天的教育誰在教?網路在教,電視在教。這裡頭的內容,諸位知道比我清楚。我離開電視、網路應該有五十年了,我沒有手機,跟這些距離很遠,報章雜誌我都不看,心清淨了,清淨心生智慧,有許多問題可以能夠看到,有時候還能想到一些對治的方法。
文摘恭錄 — 淨土大經科註(第四回) (第四九三集) 2017/10/16